Cerita Nasywa, Beranjak Dewasa bersama HOME Learning Center

Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kotaku, agar tidak mengundang kecurigaan tetangga, keluarga dan terutama suamiku. Berempat kami jalan-jalan ke suatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku. Hingga pada suatu saat, Mas Roni mengajakku jalan-jalan. Begitulah, pada hari Minggu, aku dan Mas Roni akhirnya jadi berangkat jalan-jalan. Ataukah karena aku jatuh cinta pada Mas Roni. Aku hanya melirik dengan lemas, “mbaa capek.” Dia segera menarik tubuhku dan merebahkan dilantai, “biar akuuu yang goyang mbaaa.” Dia memasukkan batang perkasanya, aku hanya menggigit lenganku agar aku tak berteriak.

Bahkan dengan suamiku sekalipun aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini. Yah, ternyata hari itu belum waktunya untukku, tapi ini adalah awal dari pengalaman yang sebenarnya. Cerita dewasa yang pertama adalah Wanita dari Negeri di Atas Awan. Nasywa yang kini sudah menginjak kelas 3 SMA, mengaku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari program besutan Human Initiative selama bersekolah. Walaupun demikian selama ini dia bisa merasa puas dengan cara tsb. Mas Roni dengan napas yang semakin memburu.

Aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuhan yang sebenarnya. Dengan mengajak kawan, aku berharap Mas Roni tidak akan berani melakukan perbuatan yang tidak-tidak. Agar suamiku tidak curiga, aku katakan padanya, hari itu aku ada lemburan hingga sore hari. Ini seperti saat aku masih remaja di tahun 90an tanpa akses ke internet atau majalah lingerie terbaru milik ibuku. Kulihat Lia masih meneruskan pekerjaannya di ruang lain, aku rebahkan diriku di sofa depan TV ruang keluarga kami.

Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka di depan Mas Roni. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi, tak lupa senjataku dibersihkan dari sisa – sisa sabun. Setelah lebih dari satu jam kami berputar-putar di sekitar lokasi wisata, Mas Roni dan pacar Yani mengajak istirahat di sebuah losmen. Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan Yani dan membayangkan apa yang sedang mereka lakukan di kamar sebelah.

Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan Yani yang mirip dengan suara orang terengah-engah itu. Mas Roni yang terdengar seperti desahan. Sejenak aku sempat membayangkan, bagaimana nikmatnya jika penis yang besar dan keras itu dimasukkan ke lubang vagina perempuan. Aku juga masih terduduk di pangkuannya. Mas Roni memang melepas ciumannya di bibirku, tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu masih tetap memeluk pinggang rampingku dengan erat.

Dengan sangat bernafsu, Ris mengulum penisku sementara Ven tampak menggerakan pinggulnya semakin cepat. Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir, sementara bulu tengkukku merinding. Meskipun pada akhirnya aku menolaknya, namun anehnya, aku tidak pernah marah terhadap tindakan Mas Roni itu. Sekali lagi, aku tidak tahu. Lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi. ”He3x..ternyata dia takut kecoak toh”, aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi. Tin lupa dan sedang apa di dalam..moga gak mandi.

Aku merasa berada di film Hollywood “SAW” dan aku sedang disiksa oleh Jigsaw. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Tidak lama, tampaknya birahi Ris mulai bangkit lagi dan menggerakkan pantatnya lagi. Sayangnya, kedekatan mereka tidak disetujui oleh orang-orang di sekeliling Charlos. Namun, seiring berjalannya waktu, tumbuh rasa cinta di antara Charlos dan Risa. Aku menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geli dan nikmat ketika bibir dan lidah Mas Roni menjilat dan melumat puting susuku.

Ia selanjutnya menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya tanpa henti melumat habis vaginaku. Dadaku semakin berdegup kencang ketika kurasakan bibir Mas Roni melumat mulutku. Lidah Mas Roni menelusup ke celah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku. Aku tidak sempat menghindar, bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis Mas Roni menempel ke bibirku hingga beberapa saat. Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku.